HomeUncategorizedMENYAMBUT KICAUAN PRESIDEN

MENYAMBUT KICAUAN PRESIDEN

 

                  Di tengah hujan kritik kepada diri dan partainya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui juru bicaranya mengumumkan akan memiliki akun Twitter resmi. 

Kicauan itu meluncur pada Senin, 8 April 2013. @IstanaRakyat: Bismillahirrahmanirrahim, met malem Tweeps! Ini akun resmi Istana, Insyaallah kita makin dekat.

                  Ini kicauan pertama dari akun Twitter yang diakui oleh Juru Bicara Presiden Julian Pasha sebagai akun resmi yang dikelola staf istana.  Untuk menguatkan bahwa akun ini resmi, tak lama setelah mulai berkicau, ketika pengikut (followers) akun ini baru mencapai 700an, tanda centang biru menghiasi nama akun ini.  Centang biru adalah tanda “Verified” dari Twitter, pengelola medium media sosial yang berpusat di San Francisco, Amerika Serikat.  Sejak diakui sebagai akun resmi Istana, pengikut akun ini bertambah dengan cepat menembus 50 ribuan ketika tulisan ini dibuat.

Verifikasi dari Twitter juga didapat oleh akun @AgusYudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mulai aktif berkicau sejak 4 April 2013.  Padahal akun Agus Harimurty Yudhoyono sudah mulai berkicau  pada September 2012. Sejak kembali aktif berkicau, Agus menyapa penghuni Twitter dengan ramah. 

Ia berbagi  kegiatannya, termasuk saat  olahraga dan menyapa istrinya @AnissaPohan yang  selama ini lebih aktif berkicau. Nuansanya semangat dan optimistis. Saat artikel ini ditulis, @AgusYudhoyono memiliki 9.902 pengikut, dan mengikuti 75 akun.  Bersamaaan dengan kakaknya, putra kedua Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, yang biasa disapa “Ibas” juga memperoleh tanda “verified” di akun Twitternya, @Edhie_Baskoro.Padahal Ibas lebih dulu aktif berkicau, dan memiliki lebih dari 29 ribu pengikut.

Soal cepatnya akun-akun resmi keluarga Presiden SBY dan Istana Presiden memperoleh status “verified” tak lepas dari upaya komunikasi yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, AS.  Kepada penulis, Dubes RI Dino Patti Djalal membenarkan pihaknya menghubungi markas Twitter untuk dapat memverifikasi ketiga akun tersebut. 

“Begitu juga dengan akun resmi Presiden yang nanti akan diumumkan namanya,” ujar Dino Djalal melalu surat elektronik, Jumat (12 April 2013). . Menurut Dubes Dino, prosesnya cepat karena pihak Twitter memiliki perhatian khusus kepada Indonesia yang terkenal sebagai salah satu bangsa pengguna Twitter terbesar di dunia. 

Akun @dinopattidjalal sudah lebih dulu memiliki tanda centang biru.  Akun Dubes di AS ini menjadi akun pejabat Indonesia pertama yang diverifikasi Twitter.  Mengenai verifikasi akunnya,  Dubes Dino mengaku prosesnya alami.  “Suatu hari saya mendapat email dari Twitter bahwa akun saya telah diverifikasi.  Mungkin karena saya dipandang punya followers yang lumayan.  Adanya verifikasi membuat saya merasa terlindungi, dan followers saya juga merasa terjamin,” kata Dino, yang mendapat verifikasi tahun lalu.  Kini akunnya memiliki hampir 139 ribu pengikut. 

Alasan banyaknya pengikut untuk mendapat verifikasi nampaknya kurang tepat.  Twitter banyak memberikan centang biru pada akun-akun dengan pengikut sedikit tapi dikenal baik oleh publik AS dan pengelola Twitter.   Untuk Indonesia yang pengguna Twitternya dikenal paling “bawel” alias aktif berkicau, akun pejabat yang dapat verifikasi baru @dinopattidjalal. 

Akun @IstanaRakyat berikutnya, lalu dua akun putra Presiden SBY.  Entah mengapa sejumlah akun yang resmi diakui sebagai akun pribadi pejabat tinggi lain, termasuk Menteri Informasi dan Komunikasi Tifatul Sembiring, @tifsembiring tak kunjung mendapat verifikasi dari Twitter.  Akun @tifsembiring memiliki lebih dari 500 ribu pengikut saat artikel ini dicetak.  Tifatul Sembiring adalah politisi dari Partai Keadilan dan Sejahtera.

Sejumlah menteri dan wakil menteri cukup aktif di Twitter, begitupula politisi seperti @pramonoanung yang punya lebih dari 100 ribu pengikut.  Pramono Anung adalah politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Para Ketua partai politik juga aktif di Twitter. Pendatang baru di ranah Twitter adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan  yang bulan ini membuka akun @GWirjawan.  Kuat dugaan melihat koneksi Menteri Gita dengan kalangan investor di perusahaan teknologi tinggi termasuk Twitter, tak lama lagi akun ini akan diverifikasi pula.

“@IstanaRakyat: Melalui akun ini, kami akan twit aktivitas-aktivitas yang terjadin di Istana, sejarah Istana, kuliner istana, dsb.” Ini bunyi kicauan ketiga akun resmi Istana.  Pengguna Twitter Indonesia menyambut hadirnya akun ini dengan beragam cara.  Ada yang memuji dan antusias.  Tidak sedikit yang menjadikannya bahan lelucon.  Ada yang menganggap pemilihan nama “Istana Rakyat” yang dipandang punya nuansa kuat pencitraan belaka.  

Pengelola akun ini mengaku menggunakan nama  Kiki.  Pada tanggal 9 April lalu dia berkicau: Menu makan Presiden siang ini: ayam, lalapan+sambal, tempe & telur dadar masakan Ibu Negara.  Kapan2 kita makan bareng Presiden ya:}.  Di kesempatan lain ada foto Presiden SBY berbaju kaus berkerah warna coklat muda tengah memeriksa berkas, di sampingnya ada sepiring tahu goreng.  Makanan ini dikenal sebagai kegemaran SBY.

Belum jelas apa perbedaan antara isi kicauan akun @IstanaRakyat dengan akun resmi Presiden SBY yang baru.  Selama ini pihak kantor kepresidenan menggunakan akun @PresidenSBY dan @setkabgoid yang sifatnya lebih satu arah menyampaikan informasi terkait kegiatan dan sikap serta ucapan Presiden. 

Ada juga akun @SoesiloBambang  yang isinya tak beda jauh dengan kedua akun “searah” tadi, meneruskan link berita terkait Presiden. Akun @IstanaRakyat  lebih interaktif dan cukup kenes menimpali pertanyaan sejumlah tweeps, termasuk sejumlah pengguna Twitter yang diundang bincang-bincang pihak istana mengenai penggunaan media sosial.

Aktivitas tiga akun resmi terkait Presiden SBY meningkat di tengah hujan kritik kepada sosok Presiden.  Yang terakhir, Presiden menuai hujan kritik saat memutuskan merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, partai politik yang jadi kendaraan politiknya sejak 2004.  Publik menganggap rangkap jabatan akan mengganggu konsentrasi SBY mengurus pemerintahan. 

Soal ini dibantah dalam beragam kesempatan.  Partai Demokrat yang lama dilanda krisis terkait dengan keterlibatan sejumlah kader intinya dalam kasus dugaan korupsi memang membuat SBY ikut menanggung malu.  Begitu juga sebaliknya, kinerja SBY sebagai Presiden, turut mempengaruhi persepsi publik ke partainya. Apa boleh buat, Partai Demokrat adalah SBY. Dan sebaliknya.

Pilihan mengaktifkan @AgusYudhoyono di media sosial dianggap bisa memperbaiki citra, terutama di kalangan muda dan kaum perempuan.  Agus selalu tampil sebagai sosok yang santun, cerdas – dia berpendidikan Universitas Harvard dan berprestasi di karir militernya—dan berpenampilan menarik.  Dibanding adiknya, Ibas, yang juga menjadi sasaran kritik dan bulan-bulanan di ranah Twitter, Agus diharapkan bisa mengerek citra keluarga SBY. 

Serupa dengan akun @Flotus, yang dikelola oleh kantor Ibu Negara AS, Michele Obama. Akun ini dinilai sebagai upaya meningkatkan citra mengingat popularitas Michele Obama yang tinggi di kalangan publik, sementara Obama yang sangat populer mulai menuai kritik dari publik AS.

Keputusan SBY untuk terjun ke ranah Twitter mulai dibicarakan beberapa bulan lalu.  Dubes Dino Patti Djalal mengatakan, dirinya ikut diajak bicara.  “Beliau ingin ada cara-cara baru untuk berbicara dengan rakyat,” kata Dino.  Ia mengaku mendukung rencana SBY membuka akun Twitter, yang memungkinkan komunikasi langsung dengan rakyat tanpa perantaraan media.

“Karena beliau Presiden, maka tentunya harus dilakukan dengan terencana dan matang termasuk aspek keamanan akun, pengelolaan pesan, personalisasi, variasi isi dan hal lain,” lanjut Dino.  Belakangan dalam berbagai kesempatan SBY secara
implisit mengeluhkan kritik yang dilancarkan ke pemerintah dan dirinya begitu gencar, sementara dirinya tak punya media.  Mudah dibaca, sindiran bernuansa keluhan ini tertuju kepada tokoh politik yang memiliki media, dan dianggap berada di balik kritik tersebut.

SBY termasuk kepala pemerintahan yang telat masuk ke Twitter.  Menurut riset Digital Policy Council (DPC), sampai  Desember 2012, dari 164 negara,  ada 123 kepala Negara/kepala pemerintahan yang memiliki akun Twitter.  Sebanyak 23 diantaranya berupa akun institusi kantor kepala Negara/pemerintahan ( http://techcrunch.com/2013/01/01/hail-to-the-tweet/).                

Akun @BarackObama ada di peringkat pertama dengan 29,6 juta pengikut saat tulisan ini dibuat.  Semasa pemilihan Presiden tahun 2012 lalu, dalam setahun akun @BarackObama menambah 15 juta pengikut.  Kicauan langsung dari Obama ditandai dengan “BO” di belakangnya.  Peringkat kedua setelah Barack Obama adalah @chavezcandanga, akun almarhum Presiden Venezuela Hugo Chavez. 

Saat dia terbaring sakit karena kanker, Chaves menggunakan Twitter sebagai saluran komunikasi dengan rakyatnya, seraya membendung kritikan oposisi.   Di peringkat ketiga adalah Presiden Turki Abdullah Gul, disusul  @QueenRania Ratu Yordania dan Perdana Menteri Rusia @MedvedevRussia. PM Uni Emirat Arab Sheik Mohammed ada di posisi ke-10.

Dibanding tahun 2011, jumlah kepala pemerintahan yang menggunakan Twitter sebagai saluran komunikasi dengan publik cenderung meningkat.  Tahun 2011 jumlahnya baru 69 negara yang pemimpinnya berkicau di ranah maya. Perdana Menteri Inggris David Cameron termasuk yang tadinya enggan ikut berkicau.   Pada Oktober 2012 akhirnya PM Cameron menggunakan Twitter. 

Alasannya, sebagaimana dikutip berbagai media, di era modern pemimpin perlu menggunakan beragam cara untuk mengkomunikasikan pesan ke publik, termasuk menjelaskan alasannya.  Tweet pertama @david_cameron adalah, “I’am starting Conference with this new Twitter feed about my role as Conservative Leader. I promise there won’t be too many tweets.”  Memang, sejak itu hingga kini dia baru 138 kali berkicau.  

Berani beraktivitas di Twitter artinya harus siap berinteraksi langsung dengan publik.  Ada yang wajahnya jelas, tak sedikit yang anonim.  Diperlukan kesiapan mental dari pengguna Twitter menerima beragam komunikasi termasuk kritik pedas. Data DPC juga menunjukkan , pada awalnya, kepala negara/kepala pemerintahan yang tidak ragu untuk aktif langsung di media sosial, terutama Twitter,  adalah negara yang pemerintahan dan politiknya relatif stabil. Toh, kebutuhan komunikasi di dunia digital ini tak bisa dinafikan lagi.  Tahun lalu, 42 negara yang kepala pemerintahannya punya akun Twitter, termasuk yang dikelola tim, berasal dari kelompok  non demokrasi. 

Tahun 2013, DPC memperkirakan seluruh kepala Negara/pemerintahan sudah memiliki akun Twitter. Ini  sejalan dengan gerakan membuat pemerintahan kian bersifat terbuka, partisipatif dan akuntabel.   Presiden Obama mengadakan tonwhall meeting lewat Twitter pada Pemilu 2012. Ada catatan, tentu saja, punya akun Twitter tidak menjamin seorang pemimpin menjadi populer atau naik citranya.  Kinerja di dunia nyata menjadi kunci, jika tidak upaya pencitraan di media sosial menjadi bumerang. 

Yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa Twitter kian menjadi media komunikasi para pemimpin Negara, tidak hanya ke publik domestik maupun menembus batas Negara.  Pada tanggal 21 Januari 2013, PM @david_cameron berkicau, “Congratulations to @BarackObama on his second inauguration.  Delighted to continue working together #inaug13. 

Ketika Hugo Chavez terpilih lagi pada 2012, Presiden Argentina Cristina Fernandez De Kirchner berkicau via akunnya @CFKArgentina, “Your Victory is also ours”.  Pesan politik yang sangat kuat, tidak hanya ke Chavez, juga ke dunia.

Bagi SBY dan timnya, sudah banyak cara komunikasi via Twitter yang dilakukan para kepala negara yang bisa dijadikan referensi.  Menarik untuk mengetahui apakah akun SBY akan memiliki skor Klout yang cukup tinggi?  Klout menunjukkan tingkat “social influence”, atau pengaruh sosial dari akun tersebut, yang bergantung pada konten.

@BarackObama memiliki Klout 99 (dari rentang 1-100), sesuai data DPC, diikuti akun Pemimpin El Salvador, Kanada, Australia, Perancis dan Israel.  Memiliki nilai Klout 70-80 artinya, dari konten Twitternya, mereka dipandang sebagai pemimpin yang menawarkan pikiran dan ide yang orisinil.  Bukan cuma berbagi kisah sukses dan pencapaian. Mereka tidak hanya mempengaruhi publiknya, tetapi menginspirasi komunitas global. 

Akankah akun Presiden SBY termasuk yang ini? ##

 

Uni Z. Lubis, jurnalis, pengguna Twitter @unilubis.

 

 

 

 

     

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
Interaksi Jurnalis dan Media Sosial
Next post
AKHIRNYA MEDICAL CHECK-UP JUGAK!

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *