HomeUncategorizedBATIK MEGAMENDUNG UNTUK LEBARAN

BATIK MEGAMENDUNG UNTUK LEBARAN

 

Ramadan Journey 2013

Day 25

Foto keluarga kenakan seragam Lebaran
Foto keluarga kenakan seragam Lebaran

“Jadi ya, hari Minggu kita foto keluarga bersama.  Gue udah pesen jadwal di studio foto dekat rumah. Jangan lupa dandan, sepatunya disemir biar mengkilap. ”  Begitu bunyi pesan whats app dari adik saya yang terkecil.  Saya anak tertua dari tiga bersaudara.  Adik saya lelaki dan perempuan.  Yang perempuan bekerja di sebuah bank, dan karena tugasnya dia harus mengawasi sejumlah cabang banknya di daerah.

Dua bulan lalu dia tugas dinas luar kota ke Cirebon.  Sepulang dari sana ia mengirim foto-foto kain batik khas Cirebon, dikenal dengan batik Megamendung, kepada kami sekeluarga.  “Pilih ya, mana yang cocok warnanya.  Pikirin kombinasinya sekalian untuk baju koko Mas Iwan dan Darrel.  Kirim baju yang ukurannya cocok, supaya segera dijahitkan di penjahit langganan,” begitu kata adik saya ini. Singkat kata, dia menyiapkan baju Lebaran dengan nuansa yang “seragam” meski tak persis sama bagi kami. Wow!

Rupanya adik saya memikirkannya secara serius, termasuk menjadikan Hari Raya Iedul Fitri tahun ini sebagai momen untuk pertama kalinya kami punya foto keluarga yang diproduksi di studio.  Beberapa kali kami foto keluarga.  Misalnya saat saya menikah.  Saat adik laki-laki saya menikah.  Posenya lumayan rapi, pakai seragam pula.  Namanya juga pernikahan.  Tapi foto-foto itu tak pernah dicetak di atas kanvas dalam ukuran besar.  Seperti halnya foto-foto keluarga di rumah orang lain itu lho;-).  Paling-paling foto ini disimpan di album, atau dicetak seukuran kuarto.  Lantas dipajang di lemari hiasan.

Setiap hari Lebaran, usai shalat Ied biasanya kami juga foto-foto.  Bajunya sih “agak senada”, biasanya atasan putih.  Pernah saya kembaran dengan Ibu, adik perempuan dan adik ipar.  Tapi yaa..foto pakai kamera saku atau ponsel.  Sesudah itu ya tersimpan di “hard-disk” komputer.  Ibu dan ayah saya sering menyindir kalau kami foto-foto keluarga, saat liburan atau makan di restoran.  “Foto-foto melulu, tapi nggak pernah dicetak. Kan mau dipasang.” Hm..dipasang sih Ma, tapi di Facebook atau Path…#eaaa:p

Berkat adik saya, tahun ini kami punya foto keluarga yang dicetak di pigura ukuran 60 x 90 cm, diatas medium kanvas, dengan busana yang berwarna cerah, senada, menggunakan batik Megamendung yang dikenali dari lukisan bentuk awan.  Eh, ternyata keren juga hasilnya. Ada puluhan pose, beragam senyum dari yang lebar sampai yang sudah garing karena kecapaian! 😀  Memang, agak mahal sih, dan kami harus mengantri satu  jam mendapatkan giliran difoto.  Pake pindah studio foto pula karena ayah saya rada kurang yakin dengan kualitas produksi di studio pertama.  Walhasil kami go show ke studio foto yang lebih besar.  Akibatnya harus menunggu karena ada pelanggan sudah terjadwal sebelumnya. Jelang Lebaran begini bisnis studio foto lumayan laris.

Kami sengaja menjadwalkan ke studio sebelum Lebaran, karena pas Lebaran ya studionya tutup. Melihat hasil foto, rasanya menyenangkan.  Apalagi pilihan warna batik yang dipilihkan adik saya sangat atraktif.  Motif Megamendung sendiri mengandung filosofi yang menarik. Simak penjelasan H. Komarudin Kudiya, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat:

“Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus.”

Lengkapnya bisa dibaca di sini: http://batikcirebonan.wordpress.com/sejarah-batik-di-jawa/filosofi-batik-mega-mendung/

Iedul Fitri bermakna kembali ke “fitrah”, setelah kita sebagai umat Islam menjalani ibadah sebulan penuh di bulan Ramadan.  Agak mirip dengan filosofi batik Megamendung yaa…*agakmaksa* :p.  Apakah kalian punya seragam Lebaran juga?? #end

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
USTADZ SELEB; BENTUK "KESALEHAN AKTIF"?
Next post
TANDA-TANDA ANAK KECANDUAN INTERNET GAMES

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *