HomeUncategorizedManis Pahit Bisnis Gula

Manis Pahit Bisnis Gula

Pekerja membongkar muatan berisi gula dari sebuah kapal di Tanjung Priok, 2 May 2007. Foto oleh Jurnasyanto Sukarno/EPA
Pekerja membongkar muatan berisi gula dari sebuah kapal di Tanjung Priok, 2 May 2007. Foto oleh Jurnasyanto Sukarno/EPA

Industri gula nasional meredup, bahkan disebut sebagai sunset industry. Belum jelas nasib program swasembada Jokowi.

Berapa banyak Anda mengkonsumsi gula pasir setiap hari?

Saat minum teh atau kopi, saya suka yang pahit. Mengkonsumsi minuman ringan bersoda, misalnya, berarti, mengkonsumsi sekitar 9 sendok teh gula dari sebotol ukuran 330 ml. Anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), perempuan mengkonsumsi gula 5-6 sendok teh per hari. Laki-laki bisa 8-9 sendok teh. Bahasa yang digunakan oleh WHO adalah, konsumsi gula per hari perlu dibatasi hanya 5% dari jumlah kalori yang didapat dari makanan setiap hari. Itu artinya termasuk konsumsi pangan utama nasi, kentang atau roti sebagai sumber karbohidrat.

Terus-terang, saya jadi galau ketika mengetahui bahwa bahaya kelebihan gula tidak hanya dari minuman ringan. Kandungan gula dalam makanan cepat saji, misalnya ayam goreng, sekitar 22 gram atau setara dengan lima setengah sendok teh. Itu berarti, makan sepotong ayam, saya sudah melampaui batas konsumsi gula yang disarankan WHO per hari. Apalagi jika kelebihan konsumsi gula, tanpa dibarengi olahraga. Lengkaplah sumber obesitas.
WHO mencatat, komplikasi penyakit yang diakibatkan obesitas membunuh sekitar 3,4 juta orang dewasa tiap tahunnya. Jurnal medis Lancet tahun lalu merilis kajian soal obesitas. Indonesia di peringkat ke-10 obesitas dunia.

Manis bisnis gula impor

Saya memulai artikel ini dengan bertanya soal konsumsi gula pasir. Bedanya apa dengan penjelasan soal konsumsi gula? Karena yang paling gampang ditakar adalah konsumsi gula pasir (atau gula merah, tapi ini biasanya untuk masakan).

Baca selengkapnya

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
Meditasi di Forum Ekonomi Dunia
Next post
Yang Curang di Kala Ujian Nasional

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *