Membahas 15 poin keterangan di Facebook Mentan soal beras
Pemerintah perlu belajar dari slogan Perum Pegadaian, “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Ini pendapat saya setelah selama enam hari mengamati kontroversi pasca penggerebekan gudang PT Indo Beras Unggul (IBU) pada hari Kamis, 20 Juli 2017.
Saat melakukan penggerebekan di gudang yang terletak di kawasan Bekasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kerugian negara diperkirakan lebih dari Rp 15 triliun. Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian yang memimpin langsung penggerebekan yang dilakukan Satuan Tugas Pangan itu menduga perusahaan tersebut telah rugikan negara ratusan triliun.
Media memuat keterangan Satgas Pangan saat penggerebekan. Menteri Pertanian mengatakan PT IBU dianggap memonopoli harga. Dua produk yang dijual dengan merek Cap Ayam Jago dan Makyuss dituding menjual dengan disparitas harga tinggi lebih dari 100% dibanding harga beli ke petani.
Tim Satgas Pangan yang melibatkan antara lain Polri, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Bulog menemukan, beras yang dikemas dengan merk premium kemudian dibanderol dengan harga berkisar Rp 13.700 untuk merek Maknyuss hingga Rp. 20.400 per kilogram untuk merek Cap Ayam Jago.
Dalam penggerebekan itu disita 1.162 ton beras di gudang PT IBU. Polisi mengklaim beras tersebut adalah beras jenis IR 64 yang sebagian telah dikemas ulang menggunakan kemasan beras premium, sehingga dapat dijual hingga tiga kali lipat dibanding harga beras jenis IR 64.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Brigjen Agung Setya mengatakan PT IBU telah berbuat curang karena mengemas beras bersubsidi dengan bungkus beras premium bermerek Makyuss dan Ayam Jago. Selain itu, PT IBU juga dianggap menipu konsumen dengan mencantumkan nilai gizi beras yang tidak sesuai dengan fakta.
Di jajaran pemerintahan, klarifikasi pertama datang dari Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Mensos mengecek ke Badan Urusan Logistik (Bulog) dan mendapat informasi bahwa beras yang dibeli oleh PT IBU bukan jenis rastra atau beras sejahtera. Baca selengkapnya…
No Comment