Dari Kematian Fidel Castro dan Aksi Bela Islam 212
CATATAN MINGGU INI
Berita paling seru minggu ini datang dari Kuba. Fidel Castro, pemimpin revolusi Kuba, meninggal dunia pada usia 90 tahun. Kematian pemimpin negeri komunis itu menghiasi kepala berita koran dunia. Media sosial pun dibanjiri komentar atas kematian sosok yang dianggap sebagai ikon politik di Amerika Latin, sekaligus ikon penggemar politik berhaluan kiri.
Castro cukup lama tak muncul di publik, karena sakit. Pemerintahan Kuba dipimpin oleh adiknya, Raul Castro. Dunia mengenang Fidel dengan beragam cara, tetapi sebagian besar karena pemerintahan rezim dictator yang dia pimpin selama lebih dari 50 tahun.
Ini beberapa fakta tentang Fidel Castro yang saya kutip dari Reuters.
- Fidel Castro memimpin Kuba selama lima dekade dan menjadi kepala negara ketiga paling lama duduk di tampuk kekuasaan setelah Ratu Elizabeth dari Inggris dan Raja Thailand Bhumibol Adulyadey. Kita tahu bahwa Raja Thailand meninggal pada Kamis (13/10/2016) dalam usia 88 tahun. Fidel sempat menyerahkan kekuasaannya sebagai pemimpin Kuba kepada adiknya pada tahun 2006 saat dia menjalani operasi usus. Dia menyerahkan sepenuhnya kepemimpinan Kuba ke Raul Castro pada 2008.
- Dalam tahun-tahun terakhir, Fidel Castro sesekali muncul di publik melalui gambar dan video, biasanya saat bertemu dengan tamu. Fidel menulis ratusan kolom tulisan untuk media resmi. Dia nampak berjalan dengan susah-payah saat dua kali dilihat publik pada 2012 dan 2013. Foto terakhir yang menampakkan Fidel di acara publik adalah pada 8 Januari 2014 saat pembukaan sebuah pusat kebudayaan.
- Fidel Castro memegang rekor pidato paling panjang di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu 4 jam dan 29 menit. Dia melakukannya pada 26 September 1960, Sidang Majelis Umum PBB. Dikenal sebagai orator ulung yang mampu membakar semangat rakyatnya, Fidel mencetak rekor pidato terpanjang selama tujuh jam dan 30 menit pada 24 Februari 1998 sesudah majelis perwakilan di Kuba memilihnya kembali untuk memimpin Kuba selama lima tahun berikutnya.
- Fidel Castro mengklaim dirinya lolos dari 634 upaya pembunuhan, yang terutama direncanakan intelijen AS, CIA dan organisasi pembangkang yang didukung AS. Pemerintah Negeri Paman Sam mencoba berbagai cara mulai dari pil beracun, racun yang dimasukkan dalam rokok cerutu kegemarannya, sampai bahan kimia yang dilekatkan ke baju berenang. Cara lain yang hendak dicoba namun gagal adalah menaruh bahan kimia di sepatunya, agar janggut Fidel rontok. CIA percaya charisma Fidel ada di janggung dan brewoknya.
- Meski lolos dari upaya pembunuhan yang dirancang AS dan organisasi pembangkang yang didukung AS, serta Invasi Teluk Babidan 5 dekade sanksi embargo ekonomi, kepemimpinan Fidel melalui sembilan presiden di AS, mulai dari Dwight Eisenhower sampai Bill Clinton. Fidel lengser di mana kepemimpinan Presiden George W. Bush. Bulan Maret 2016, Presiden Barack Obama berkunjung ke Havana, Kuba untuk normalisasi hubungan kedua negara.
- Fidel Castro biasanya merokok cerutu Kuba yang sangat terkenal itu, tetapi dia berhenti pada 1985. Beberapa tahun kemudian dia mengingatkan bahaya merokok dengan mengatakan, hal terbaik yang bisa kamu lakukan pada sekotak rokok ini adalah berikan ke musuhmu.
- Majalah TIME pada 2012 memasukkan nama Fidel Castro sebagai salah satu dari 100 orang berpengaruh sepanjang masa.
- Fidel Castro memiliki sembilan anak dari lima perempuan. Anak laki-laki tertua Fidel dinamai Fidel Castro Diaz-Balart, dikenal dengan nama Fidelito, adalah seorang saintis nuklir yang dilatih di Uni Sovyet. Fidelito lahir tahun 1949 dari pernikahan Fidel Castro dengan Mirta Diaz-Balart. Pernikahan itu tak berakhir lama. Anak perempuannya, Alina Fernandez, hasil hubungan gelap dengan seorang sosialita di Havana, ketika Fidel Castro berjuang di bawah tanah tahun 50-an, lari dari Kuba dengan menyamar sebagai turis pada 1993. Alina kemudian menjadi pengkritik yang vokal terhadap ayahnya. Castro memiliki lima anak dari Dalia Soto del Valle, istri yang dinikahinya di catatan sipil pada tahun 1960-an. Dia juga punya seorang anak laki-laki dan anak perempuan yang dilahirkan dari dua perempuan lain, sebelum Fidel naik ke tampuk kekuasaan.
Meskipun dikenal sebagai diktator dan menjadi musuh AS dan sekutunya selama lebih dari lima dekade, Fidel Castro ternyata banyak pengagumnya. Dia membangun negara dengan salah satu fasilitas kesehatan paling baik di dunia. Begitu juga dengan kemampuan para dokternya.
Kematian Fidel Castro tidak hanya membangkitkan aroma pujian dari anak-anak muda yang menjadikan Fidel dan mantan tangan kanannya, Ernesto Che Guevara sebagai idola. Media sosial juga diwarnai dengan ucapan duka cita dari pemimpin dunia. Mulai dari Perdana Menteri India Narendra Modi sampai Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma memuji Fidel Castro. Zuma memuji dedikasi Fidel terhadap,kebebasan dan kedaulatan Kuba serta kemerdekaan dari orang-orang tertindas di dunia. Lengkapnya bisa dibaca di sini.
Tentu saja banyak kritik. Salah satunya ditulis oleh Gloria Estefan, artis penyanyi yang mengatakan kepergian Fidel Castro adalah kepergian ideologi yang merusak. Keluarga Gloria Estefan lari dari Kuba ke Miami, AS 50 tahun lalu, tidak tahan dengan tirani kekuasaan yang dijalankan Fidel Castro.
Saya melihat komentar di media sosial dalam negeri, sebagaimana nuansa komentar sebagian pemimpin dunia di medsos. Ada kekaguman. Karena Fidel Castro dianggap simbol perlawanan terhadap kapitalisme barat. Dia meninggal tepat saat warga AS belanja gila-gilaan di hari Black Friday. Mereka yang kagum itu seolah lupa atas pemerintahan otoritarian, termasuk membunuh lawan-lawan politiknya. Well, mungkin Castro juga bisa bilang, negara barat juga membunuh banyak orang ketika mendukung invasi ke Afghanistan, Libya, dan Irak. Diktator atau pahlawan? Tergantung dari sudut mana kita memandang seseorang, bukan?
Hasta siempre, Comandante
***
Minggu ini lanjutan dari rencana Aksi Bela Islam III, yang akan dilakukan 2 Desember 2016, masih ramai dibicarakan. Rencana demo 25 November yang disebut-sebut oleh aparat bakal ditunggangi kelompok yang ingin makar, menjatuhkan pemerintahan yang sah, batal.
Setelah Jokowi berkunjung ke berbagai markas TNI dan Polisi serta bertemu sejumlah pemimpin organisasi massa Islam, Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian juga bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia. Hasilnya, baik Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah maupun MUI mengatakan pihaknya tidak akan ikut serta dalam Aksi Bela Islam III, salat Jumat akbar 2 Desember. Saya menuliskan opini mengenai rencana aksi itu di sini.
Kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat, dijamin oleh konstitusi, seraya memperhatikan hukum yang berlaku.
Ini masa-masa yang sensitif bagi pemerintahan Jokowi dan aparat. Satu catatan saya adalah upaya mengedarkan maklumat Kapolda Metro Jaya terkait hukuman makar. Tak kurang hebat, selebaran dijatuhkan dari helikopter agar menjangkau warga. Tidak cukup via media massa. Wow!
Sementara kelas menengah Indonesia sibuk berebut tiket menonton pertunjukan band music Coldplay yang main di Singapura dan Filipina. Dalam sekejap, sold out. Saya yakin isu makar tak mempengaruhi rasa trengginas mereka untuk bersenang-senang.
Mengingat kelas menengah adalah bagian tebal dari demografi penduduk Indonesia, saya kog ragu siapapun yang ingin makar bakal dapat dukungan besar. Apalagi tentara (setidaknya dari pernyataan Panglima TNI), masih bersetia kepada kepala negara. Bagaimana menurut Anda?
No Comment