JOKOWI, SUSI DAN PROFESOR RITA
#100HariJokowiJK
Pelantikan Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo, menimbulkan masalah baru di kampus tempat Jokowi pernah menuntut ilmu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pak Jokowi merekrut Profesor Pratikno, rektor perguruan tinggi negeri dengan alumni 250.000 lebih itu, sebagai menteri sekretaris negara. Jabatan strategis yang membuatnya menjadi “menteri terdekat” Presiden Jokowi. Pratikno pun mengirim surat pengunduran diri dari posisinya sebagai rektor UGM.
Siapa calon pengganti Pratikno?
Salah satu sahabat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yakni Dwikorita Karnawati, punya peluang untuk menggantikannya. Lulusan Teknik Geologi UGM itu mengikuti program audisi sebagai rektor UGM. Rita, demikian nama panggilan Profesor Doktor Insinyur Dwikorita Karnawati, MSc itu, kini adalah wakil rektor bidang kerjasama dan alumni. Prof. Rita menjadi salah satu moderator dalam debat kandidat wakil presiden di Pemilihan Presiden 2014
Profesor Dr. Sofian Effendi, bekas rektor yang kini menjadi Ketua Majelis Wali Amanat UGM mengatakan, ia akan segera mengumpulkan 25 anggotanya untuk segera melakukan rapat, dalam rangka memilih dan menetapkan rektor pengganti untuk melanjutkan periode kepemimpinan sebelumnya yang berakhir hingga 2017.
“Sesuai statuta dan AD/ART, bila rektor berhenti dalam masa jabatannya, maka MWA akan menetapkan pengganti Rektor dari wakil-wakil Rektor yang sudah ada,” kata Sofian kepada wartawan, Jumat (31/10/2014).
Dwikorita akan bersaing dengan empat wakil rektor lainnya, yang gelarnya sama-sama berderet. Bila ia menang, dan menjadi rektor, ia bakal menjadi rektor perempuan pertama di UGM. Statusnya akan sama dengan Susi Pudjiastuti: perempuan pertama yang menjadi menteri kelautan.
Mbak Susi kembali bertemu Mbak Dwikorita setelah berpisah selama 32 tahun. Peristiwa ini terjadi pada April lalu, ketika terjadi penandatanganan kerjasama untuk keperluan riset antara PT ASI Pudjiastuti Geosurvey dengan Universitas Gadjah Mada. PT Geosurvey merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki Susi Pudjiastuti, bergerak di survei dengan teknologi lidar.
Kalau Anda sempat menyimak wawancara Mbak Susi di Metro TV, perempuan pengusaha ini sempat berkata, perusahaannya memiliki teknologi yang lebih canggih dari pemerintah, menggunakan lidar Leica, sehingga bisa mengukur tebalnya daun.
Yang dimaksud oleh Mbak Susi adalah Geosurvey ini, yang dikelola oleh para lulusan dari Teknik Geodesi UGM. Produk dasar yang dihasilkannya adalah peta foto, model permukaan tanah, dan kontur. Namun dengan pengolahan tertentu, survey ini bisa dilakukan untuk perkebunan, atau keperluan penghitungan massa karbon.
Untuk informasi lebih jelas mengenai perusahaan ini, silakan masuk ke www.geosurvey.co.id.
****
Mbak Dwikorita secara khusus menghadiri acara penandatanganan kerjasama antara Geosurvey dengan UGM itu, pada 30 April 2014 lalu. Menurut Iwan Qodar Himawan, rekan sekelas Mbak Susi yang juga hadir dalam acara itu, Mbak Rita membatalkan acaranya ke Inggris, demi bertemu Susi, sahabat karib saat bersekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Adapun Susi juga secara khusus terbang dari Jakarta ke Yogya, dengan pesawat Piagio Avanti, salah satu armada Susi Air. Ia juga mengirim mobil VW Caravelle-nya ke Yogya, untuk keperluan transportasi lokal di Yogya. Ia menginap di Hotel Hyatt, Yogyakarta.
Sejumlah agenda menyambut Mbak Susi selama di UGM. Ia berceramah di kampus Teknik Geodesi UGM, silaturahmi dengan para dosen, dan setelah itu ia ke Balairung, tempat Prof. Dwikorita berkantor.
Sambutan yang disampaikan Susi dan Rita setelah penandataanganan kerjasama itu akhirnya terasa seperti kangen-kangenan dua sahabat lama. Mereka ngobrol panjang lebar, bercerita soal masa-masa duduk di bangku sekolah yang sama, di SMA 1 Yogyakarta, yang ketika itu lebih dikenal sebagai SMA teladan. Sampai akhirnya Rita tersadar. ‘’Eh, kok malah jadi seperti kangen-kangenan pribadi begini…’’ katanya. Kedua perempuan itu kemudian tertawa.
Mbak Susi pun kemudian bicara.
‘’Hari ini hari yang istimewa bagi saya.. Sudah lama saya tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hari ini saya dalam sehari sudah menyanyi dua kali. Tadi di acara di kampus Teknik Geodesi. Sekarang di rektorat…’’
Lalu Susi bicara pengalaman pribadinya.
‘’Siapapun tak pernah bisa menerka perjalanan sejarah. Tiga puluh dua tahun lalu saya, oleh karena suatu sebab, saya berpisah dengan sahabat saya ini,’’ kata Mbak usi mengawali sambutannya, sambil melirik Prof Rita. Sesekali kalimatnya terhenti. Terlihat sekali perempuan yang kini menjadi sorotan media setelah masuk ke kabinet Jokowi ini, agak emosional. ‘’Dan sekarang saya bisa duduk di sini, di ruang yang sangat terhormat ini, bersama sahabat saya, yang namanya sudah tambah panjang: professor, dokter, msc….’’
‘’Hidup itu sebuah pengalaman, penuh kejutan, penuh misteri. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dan muncul. Tapi kali ini sangat luar biasa. Yang duduk di samping ini adalah kawan lama saya.. Apa yang digapai kami berdua ini merupakan perjuangan dua perempuan dalam menggapai masa depan.. Bedanya saya memutuskan memilih keluar dari bangku sekolah.. ya, oleh karena sesuatu sebab. Di antaranya karena saya merasa dunia sekolah adalah dunia yang tidak cocok dengan saya. Saya kemudian memilih jalur wiraswasta..Naik turun truk.. Sedang sahabat saya ini memilih jalur akademisi. Saya tahu, sahabat ini pintar dan rajin. Wajar kalau dapat titel professor. Kalau Susi sejak dulu gerilyawan….’’ Katanya sambil tertawa.
Dwikorita, dalam sambutan balasannya mengungkapkan, sejak dulu Susi adalah sosok yang pintar. ‘’Susi pernah sebangku dengan saya saat kelas satu SMA. Dia genius. Terlalu pandai untuk belajar di kelas dengan sistem yang ada. Dia lebih menikmati membaca buku-buku filsuf tebal dengan Bahasa asing daripada menghapal pelajaran Pendidikan Moral Pancasil. Sangat pandai di mata ajaran kimia. Susi memang sering sakit-sakit waktu itu, sehingga sangat mengganggu aktivitasnya….’’
Susi, sosok yang sering sakit-sakit itu, kini sudah menjadi menteri yang langsung membuat gebrakan dalam sepekan pertema setelah dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Gebrakan yang mengundang pujian, termasuk dari Presiden Jokowi.
Sebagaimana dapat dibaca di laman facebook Presiden Jokowi, gebrakan Susi itu sudah menyadarkan bahwa lautan kita yang luas selama ini telah menjadi ajang illegal fishing..
‘’Saya senang dengan cara kerja Bu Susi yang dalam jam-jam pertama pekerjaannya membuka kesadaran publik bagaimana potensi laut kita dicuri nelayan asing, juga target-target atas Kementerian Perikanan dan Kelautan yang bisa memberikan devisa pada negara.
Bukan persoalan mudah untuk membangun industri kelautan apalagi lautan kita menjadi ajang illegal fishing, namun tidak ada jalan lain, demi kesejahteraan nelayan-nelayan kita, demi rakyat kita yang bisa menikmati ikan laut dengan harga murah karena distribusinya yang lancar maka kita harus kerja keras untuk itu.’’###
4 Comments
Dua wanita….beda prinsip namun memiliki semangat ywng luar biasa dan tujuan mulia.
Dua wanita….beda prinsip namun memiliki semangat ywng luar biasa dan tujuan mulia.
Siiipp, huebat…..
Siiipp, huebat…..