HomeUncategorizedBERPACU DI JALUR KEMANDIRIAN ENERGI

BERPACU DI JALUR KEMANDIRIAN ENERGI

#100HariJokowiJK #Hari31

BBM NAIK. Seorang petugas SPBU mengisi BBM untuk kendaraan beberapa jam sebelum pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada Selasa, 18 November 2014, dini hari. Foto oleh Romeo Gacad/AFP
BBM NAIK. Seorang petugas SPBU mengisi BBM untuk kendaraan beberapa jam sebelum pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada Selasa, 18 November 2014, dini hari. Foto oleh Romeo Gacad/AFP

Negara konsumer energi giat kembangkan energi alternatif termasuk mencari minyak dengan biaya kian murah.  Indonesia masih berkutat dengan mafia migas dan tingkatkan lifting minyak.

Akhir pekan saya menikmati edisi tahunan Bloomberg Businesweek.  Majalah ini saya beli dalam perjalanan ke AS, pekan lalu.  Judul edisi spesial kali ini adalah, The Year Ahead 2015.  Banyak data yang menarik mengenai bagaimana situasi beragam sektor ekonomi di tahun depan.  Saya tertarik untuk membahas data soal energi.  Mumpung di Indonesia masih hangat diskusi soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kemandirian energi, energi alternatif, tim anti mafia migas dan semacamnya.

Makin sering dibahas bahwa problem utama dunia adalah, ketahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan air.  Food, energy, water. Pemerintah Tiongkok saat menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin ekonomi negara anggota kerjasama ekonomi Asia Pasifik APEC membuat kejutan dengan umumkan komitmen kurangi emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2030.  Pemerintahan Presiden Xi Jinping juga luncurkan strategi pengembangan energi 2020.  Lengkap, dan menggambarkan komposisi energi Tiongkok yang mempromosikan energi terbarukan. Juga energi nuklir yang relatif ramah lingkungan karena bahan baku non fosil.

Tiongkok, yang menyandang predikat sebagai kontributor emisi GRK terbesar di dunia, sejak dua tahun gencar mengembangkan energi tenaga surya.  Akhir tahun ini, negeri komunis itu akan mencapai produksi 33 gigawatts energi surya, atau 42 kali lebih besar dari kemampuan mereka di tahun 2010, juga lebih besar dari kapasitas tenaga surya di Spanyol, Iltalia dan Inggris digabungkan jadi satu.  Amerika Serikat akan mampu memproduksi 20 gigawatts energi surya akhir 2014.

Kebanyakan produksi energi surya Tiongkok berlokasi di bagian barat negeri itu, dekat lokasi pertanian.  Kini, mereka mengembangkan cara bagaimana agar gedung, pabrik dan bangunan di perkotaan dapat dilengkapi panel penangkap energi surya.  Tak perlu investasi biaya transmisi energi dari lokasi di barat ke pusat-pusat kota di Tiongkok, termasuk ibukota Beijing yang dikenal sebagai kota yang penuh polusi..  Baca selengkapnya

rappler_logo

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
MENANTI STRATEGI JOKOWI TURUNKAN EMISI KARBON
Next post
18 Pesan Kunci Akhiri Praktik Perkawinan Anak

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *