NEGOSIASI TURUNKAN EMISI DI PENTAGONITO
#100HariJokowiJK #Hari42
KTT Perubahan Iklim yang digelar di Lima, Peru, pekan ini diharapkan menghasilkan draf untuk disepakati di COP 21 tahun depan di Paris. Tahun ini panas bumi dan permukaan laut mencatat rekor tertinggi.
Tiga hari ini saya mengikuti pertemuan puncak konperensi perubahan iklim (UNFCCC) dan Konperensi para pihak ( COP 20) di Lima, Peru. Acara dilakukan di kawasan Pentagonito, yakni markas kementerian pertahanan Peru. Letaknya di San Borja, sekitar 45 menit naik mobil dari tempat saya menginap di kawasan wisata Pantai Miraflores. Di Pentagonito ini pula, tahun 2008 berlangsung pertemuan puncak pemimpin ekonomi negara anggota organisasi kerjasama Asia Pasifik, APEC. Saat itu saya juga meliput kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di APEC.
Pentagonito dipilih sebagai lokasi pertemuan global karena dianggap mudah pengamanannya. COP 20 adalah pertemuan terbesar dari jumlah peserta, yang pernah digelar di Lima, ibukota Peru. Jika KTT APEC diadakan di kantor pusat kementerian pertahanan, sebuah gedung bertingkat di tengah Pentagonito, COP 20 diadakan di puluhan tenda yang didirikan di halaman. Sangat luas. Berjalan dari satu zona ke zona lain lumayan keringatan. Apalagi udara di Lima meskipun di siang hari lembab dan cukup panas. Tidak sepanas Jakarta sih.
Begitupun, Cop 20 dilaksanakan tak lama setelah Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengumumkan bahwa tahun 2014 adalah tahun terpanas dalam setengah abad terakhir. “Dua puluh tahun negosiasi harusnya cukup. Pemanasan global makin nyata, kita rasakan. Saya ingin KTT Peru hasilkan draf kesepakatan untuk disetujui di Paris, tahun depan,” kata Presiden Peru, Ollanta Humala. Momentumnya ada,karena dua negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, Tiongkok dan AS, sudah mengumumkan komitmen menurunkan emisi GRK dengan signifikan pada 2020 dan 2030. Pengumuman dilakukan di sela-sela pertemuan APEC di Beijing, bulan lalu.
Tak kurang dari 9.000 peserta termasuk pengamat memenuhi arena COP 20. Direktur pengelola Dana Moneter Internasional Christine Lagarde dan Pemenang Nobel Perdamaian 2007, Rajendra Kumar Pachari yang juga ketua panel sains Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) hadir di sini.
Bianca Jagger, mantan istri rocker gaek Mick Jagger, vokalis kelompok band Rolling Stones juga ikut berbicara dalam sesi soal pelibatan masyarakat adat, masyarakat asli.
No Comment