HomeUncategorizedBicara Intoleransi, Bicara Kepemimpinan

Bicara Intoleransi, Bicara Kepemimpinan

Dua perempuan Shia menangis dalam unjuk rasa di depan Istana Negara pada 26 Mei 2013. Foto oleh Adek Berry/AFP
Dua perempuan Shia menangis dalam unjuk rasa di depan Istana Negara pada 26 Mei 2013. Foto oleh Adek Berry/AFP

Meningkatnya intoleransi yang dibarengi menyebarnya paham radikalisme dianggap sebagai hasil dari pragmatisme politik. Apa warisan rejim SBY?

“Saya merasa bahwa intoleransi belakangan meningkat di Yogyakarta,” ucapan ini datang dari seorang jurnalis perempuan di Yogyakarta dalam sebuah pelatihan jurnalistik untuk jurnalis perempuan yang diadakan Dewan Pers, pada 20 Maret 2015.

Sebagai mantan anggota Dewan Pers, saya diminta menjadi salah satu pembicara dalam pelatihan yang dikemas dengan judul Workshop Peliputan Jurnalis Perempuan: Meliput Konflik dan Bencana. Jurnalis ini menyebut sejumlah kasus di Yogya. Laporan Wahid Institute 2014 menunjukkan Yogyakarta ada di posisi kedua terbanyak dalam kasus intoleransi.

Saya sering ke Yogyakarta. Almarhum Ibu saya lahir di kota pelajar ini, dan sampai kini kami masih memiliki rumah peninggalan ibu saya di sana. Sejak kecil saya sering ke Yogya, meskipun tidak pernah menetap, dan bersekolah di sana. Ayah saya berpindah tugas dari kota yang satu ke kota lain, sehingga kami bersekolah di berbagai kota. Saya selalu menyebut Yogya sebagai kota tempat “pulang”, meskipun saya tak benar-benar mengenalnya, seperti misalnya, suami saya mengenal Yogya. Dia tinggal di sana sejak kecil dan menamatkan semua jenjang sekolah di kota itu.

Jadi, ketika teman jurnalis perempuan mengungkapkan perasaannya, kekhawatirannya soal Yogya yang kian intoleran, reaksi saya adalah, “Jika itu benar terjadi, sangat disayangkan. Yogya selalu menjadi miniatur Indonesia. A melting pot, tempat pelajar dari seluruh Indonesia berkumpul, melewatkan waktu di lembaga pendidikan tinggi yang ada di kota ini.

Baca selengkapnya

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
Isu Toleransi, Media Besar Cenderung Takut Terganggu
Next post
Benarkah TNI Promosikan Isu “Proxy Wars”?

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *