Yang Curang di Kala Ujian Nasional
Sekolah dan orang tua berperan penting cegah kecurangan dalam UN, karena ini awal mula penyemaian bibit korupsi sejak dini di kalangan generasi muda.
Ujian nasional bukan sekadar tes. Angka-angka yang dihasilkan dari ujian nasional bisa berbicara banyak hal: mulai dari prestasi, kemajuan murid, kejujuran siswa, hingga kemajuan pendidikan di sebuah wilayah.
Perdebatan mengenai ujian nasional di Indonesia sudah berlangsung bertahun-tahun, sejak pemerintah menyelenggarakan ujian nasional secara serentak, dan menjadikannya sebagai alat utama penentu kelulusan.
Saya masih ingat, Pak Jusuf Kalla sewaktu menjadi wakil presiden pemerintahan SBY yang pertama mengatakan, ujian bersama secara serentak di seluruh Indonesia itu penting. Dari ujian ini akan diketahui standar kemajuan pendidikan sebuah daerah.
Di masa lalu, ketika masing-masing daerah menyelenggarakan ujian sendiri-sendiri, kita akan kesulitan mengukur sejauh mana kualitas pendidikan sebuah provinsi relatif dengan provinsi lain. Apakah nilai 9 pada pelajaran matematika di Kotamadya Yogyakarta sama dengan nilai 9 pada pelajaran matematika di Medan? Tentu susah membuat bandingan, karena soalnya tidak sama, dan tingkat kesulitannya juga berbeda.
Ujian nasional pernah menjadi alat penentu kelulusan, di masa lalu. Sampai kemudian muncul gugatan ke Mahkamah Konstitusi yang membatalkan aturan itu. Bukan berarti ujian nasional lalu dihapus. Saat ini ujian nasional berubah fungsi menjadi salah satu alat penentu kelulusan. Nilai ujian nasional digabungkan dengan nilai rapor.
Menjadikan ujian nasional sebagai satu-satunya penentu kelulusan memang sungguh riskan. Ada kalanya, demi menempuh kelulusan yang tinggi, sebagian guru memilih berbuat tercela.
No Comment