Apa Motif Beredarnya “Beras Plastik”?
Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mendesak pemerintah lebih serius lakukan diversifikasi pangan untuk kurangi ketergantungan terhadap beras.
Tiba-tiba saja di beberapa tempat ada temuan “beras plastik” dan “beras aneh”. Media memberitakan puluhan mahasiswa STP Bandung keracunan beras plastik?. Media juga melaporkan bahwa di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ada penjualan beras yang diduga mengandung bahan sintetis.
Ada juga berita warga Papua temukan beras aneh. Beras yang ditemukan warga di Papua tak kunjung matang meskipun telah dimasak selama satu jam. Yves Papare, warga Jayapura yang mengaku membeli satu kilogram beras di kios dekat rumah tinggalnya. Dia menggambarkan beras itu berwarna bening, lebih cerah dari beras pada umumnya, bersih tidak ada kutu ataupun gabah, dikemas dalam karung Bulog 50 kilogram.
Yves Papara mengaku sempat memakan hasil tanakan. “Rasanya beda , saat di perut terasa penuh, bukan kenyang,” kata Papare. Kalau benar pengakuan ini, nasi yang dimakan Papare dan istrinya tentu belum matang. Dinas perindustrian dan perdagangan setempat dan satpol PP sudah mengambil beras itu untuk diuji.
Semua kehebohan ini berawal dari pengalaman Dewi Nurrizza Septiani, seorang pedagang bubur warga Bekasi.
No Comment