MENGELOLA PERAN DIPLOMASI RI DI ERA JOKOWI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yakinkan Indonesia tetap berperan dalam berbagai forum dunia. Selain menunjuk konsul di Ramallah, Palestina, peran di ASEAN jadi prioritas.
Indonesia menjadi satu dari tiga negara yang dikunjungi Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, saat dia menjabat posisi penting itu di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama. Dua negara lain adalah Jepang dan Korea Selatan. Ketika berkunjung ke Jakarta, februari 2009, Hillary Clinton menjadi bintang tamu spesial di acara Dahsyat yang disiarkan stasiun RCTI. Ini acara musik untuk anak muda yang dibawakan oleh trio Luna Maya, Raffi Ahmad dan komedian Olga Syahputra.
Di acara itu Hillary ditanyai pertanyaan yang paling sering ditanyakan saat itu, terkait keberadaannya di kabinet Presiden Obama. Padahal keduanya saling serang secara sengit dan bersaing dalam kampanye memperebutkan tiket pencalonan Presiden dari Partai Demokrat. Obama menang dan melaju melawan Senator Mc Cain yang menjadi kandidat dari Partai Republik. Jawaban Hillary Clinton atas pertanyaan itu adalah, “Tidak mudah menerima kekalahan setelah proses kampanye yang luar biasa berat melawan Presiden Obama. Tapi, demokrasi hanya bekerja dengan baik jika pemimpin politik meletakkan tujuan bersama lebih tinggi ketimbang kepentingan pribadi.”
“Saya katakan ke mereka bahwa saya menerima tawaran menjadi menteri luar negeri Presiden Obama, karena kami berdua mencintai negeri kami,” ujar Hillary. Dia ingin agar orang lain menjadikan kemitraannya dengan Obama untuk mendukung diplomasi luar negeri AS, sebagai salah satu contoh bagi pihak lain memahami esensi demokrasi.
Hillary menceritakan hal ini dalam buku memoarnya, Hillary Rodham Clinton, “Hard Choices”. Dia paham mengapa pertanyaan itu muncul, terutama dari orang Indonesia.
No Comment