CAKRAWALA SOAL LAPAS CIANJUR
Ramadan Journey 2013
Day 22
Kemarin saya diminta membaca dan mengoreksi (jika diperlukan), naskah Cakrawala. Ini program majalah mingguan di ANTV, yang menjadi bagian dari departemen Current Affairs di Divisi Pemberitaan. Temanya soal “pesantren” di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Cianjur. Penuh perhatian saya membaca cerita yang diliput tim Cakrawala, yakni reporter Agung Legiarta dan juru kamera Tilka Ichwanul Gofur. Kontributor ANTV di Cianjur, Denny Hendra, ikut membantu proses peliputan di lapangan.
Liputan ini ini menjadi oase di tengah kepungan berita bobroknya pengelolaan Lapas yang menyerbu publik belakangan ini. Sudah jadi rahasia umum bahwa manajemen Lapas di Indonesia amburadul. Problem kelebihan kapasitas terjadi hampir di semua Lapas dan berlangsung terus seolah tanpa solusi. Inspeksi mendadak pejabat kementerian hukum dan HAM berhenti di tataran pencitraan media. Puncaknya adalah pembakaran Lapas Tanjung Gusta di Medan belum lama ini. Ratusan tahanan kabur,sebagian kembali. Kasus yang sama dengan skala lebih kecil terjadi di Batam. Habis “puncak”, eh, ada yang memalukan, yakni skandal soal penyewaan ruangan untuk bercinta yang melibatkan terpidana mati kasus narkoba.
Kali ini saya tidak perlu mengoreksi kalimat, serta kekurangan peliputan sebagaimana yang sebelumnya saya lakukan pada beberapa liputan Cakrawala. Saya terpaku dengan kisah inspiratif dari Lapas kelas 2B di kota santri ini. Setahun lalu, pengelola Lapas bekerjasama dengan sejumlah ustadz memutuskan memulai kegiatan “pesantren” di dalam Lapas. Namanya Pesantren At Taubah. Pas dengan maksud untuk menyadarkan warga binaan di Lapas itu, perlunya kembali ke jalan yang benar. Program ini sempat dipandang sebelah mata. Buat apa repot-repot membina penjahat? Begitu antara lain cemooh yang diterima para pengajar.
Problem kelebihan kapasitas juga dialami pesantren ini. Kelebihan 200%. Maka kegiatan belajar di pesantren dilakukan di ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan, termasuk di lorong-lorong sel penjara. Warga binaan belajar soal agama, bahasa Arab, kewirausahaan dan lain-lain. Melihat warga binaan yang tangannya penuh tattoo asyik mengaji kitab kuning, sungguh pemandangan yang menyejukkan mata.
Entah ada hubungannya atau tidak, tingkat kriminalisasi di Cianjur cenderung menurun. Residivis yang kembali ke masyarakat tetap diawasi dan dibantu untuk menata hidupnya. Yang memilih berjualan makanan dan minuman dibantu sampai mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia setempat.
Liputan Cakrawala yang akan tayang malam nanti di ANTV Pk 23.30 wib, membuka mata kita, ada pengelola Lapas yang mencoba melakukan upaya kreatif untuk menjadikan Lapas sebagai “tempat binaan”, dan bukan “sekolah” untuk lebih profesional dalam melakukan tindak pidana kriminal, sebagaimana yang banyak terjadi di Lapas lainnya. Mereka pernah jahat, tapi mereka harus diberikan kesempatan untuk bertaubat.
Silahkan menonton, dan semoga Anda sepakat dengan saya. #end
PS: Cakrawala hadir Senin-Kamis Pk 23.30 wib.
No Comment