Mossad (2): Memburu Si Rangkap Sembilan
Imam Mughniyeh. Sumber: wikipedia.org
SAYA akan menukilkan kisah bagaimana jaringan intelijen Israel bergerak terus, ulet, demi memburu seseorang yang dianggap sebagai musuh negara. Kisah perburuan si musuh Israel ini melibatkan kerja tim, keuletan, dan network. Bagi Anda yang banyak bergerak di dunia reportase, keuletan ini bisa menjadi inspirasi dalam bekerja.
Orang yang diuber Mossad ini namanya Imam Mughniyeh. Lembaga intelijen Amerika CIA dan Biro Investigasi Federal FBI menudingnya sebagai dalang pemboman Kedutaan Amerika di Beirut pada 18 April 1983, yang menewaskan 63 orang. Aksi lain yang dilakukan Imam Mughniyeh, antara lain:
Cover story TIME mengenai pemboman markas marinir Amerika di Beirut.
- 23 Oktober 1983 — membom markas Marinis Amerika Serikat, Beirut, menewaskan 241 orang.
- 23 Oktober 1983 — membom markas tentara khusus Perancis, di Beirut, menewaskan 58 orang.
- Menculik dan membunuh agen CIA William Buckler; penyerangan Kedutaan Amerika di Kuwait, membajak TWA Airlines, membajak dua pesawat Kuwait.
Lembaga intelijen Israel punya daftar lebih lengkap. Selain beberapa aksi di atas, Imam Mughniyeh bertanggungjawab atas sejumlah aksi ini:
- 4 November 1983, membom Markas Tentara Israel, di Tyre, Lebanon, 60 orang tewas.
- 10 Maret 1985, menyerbu iring-iringan tentara Israel di Metullah, perbatasan Lebanon-Israel, 8 tewas.
- 17 Maret 1992, membom kedutaan Israel di Argentina, 29 tewas.
- 18 Maret 1994, membom pusat kegiatan Yahudi di Buenos Aires, Argentina, 86 tewas.
Namun untuk menguber Imam Mughniyeh bukan perkara gampang. Ia tidak mau diwawancara. Tidak mau difoto atau wajahnya divideo. Data yang ada, dia lahir pada 1962 di Lebanon Selatan, penganut Syiah, kawasan tempat tinggalnya dikenal sebagai pendukung berat PLO. Wajahnya bagaimana, sosoknya seperti apa, tak diketahui.
Ia diibaratkan hantu.
****
Imam Mughniyeh drop out dari SMA. Setelah itu, ia bergabung dengan Al Fatah, faksi bersenjata di PLO –orang Israel menyebutnya sebagai ”faksi teroris di PLO”. Ia menjadi pengawal khusus Abu Ayad, wakil Ketua PLO Yaser Arafat. Di Fatah, ia menjadi anggota Brigade 17, pasukan khusus yang dikenal pemberani.
Para agen Israel betul-betul kesulitan menghadapi Imam Mughniyeh. Mereka menghadapinya dengan penuh kewaspadaan. Nama Imam pun kondang sebagai anggota pasukan Al Fatah yang kreatif, berwibawa, tapi misterius.
Dalam sebuah operasi penyerangan, Imam belum tentu nongol. Atau, kalaupun nongol, ia hadir belakangan. Keberaniannya juga tak diragukan. Ketika membom markas marinir Amerika di Beirut yang menewaskan ratusan orang itu, usianya baru 21.
Adalah idenya, yang menempatkan seorang ”pengantin” mengendarai truk penuh bermuatan bom peledak, digiring menabrak markas marinir.
Markas itu runtuh, menimpa ratusan tentara di bawahnya.
Data pribadi yang diketahui hanyalah ia menikah dengan sepupunya, punya satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Tingginya 170 cm, berat 60 kilogram. Ada sebuah foto yang didapat intelijen Israel, tapi itu foto lama. Padahal Imam Mughniyeh rajin operasi plastik, untuk penyamaran.
Imam Mughniyeh dengan cepat menjadi pahlawan bagi Palestina. Dan ia sadar, bahwa dirinya diburu terus-menerus oleh intel Israel dan Amerika.
Untuk mengatasi hal ini, maka Imam bersikap paranoid. Ia kerap mengganti ajudannya. Terhadap orang kepercayaannya pun ia ekstra waspada. Tiap malam, ia tidur di tempat yang berbeda. Agen intelijen Israel menyebutnya sebagai ”teroris dengan nyawa rangkap sembilan”.
David Barkai, agen Mossad yang pernah bertugas di Unit 504, mengatakan bahwa Imam Mughniyeh memiliki profil sulit ditebak. Ia susah dicari. Semakin gencar perburuan oleh Mossad, semakin samar sosok yang diuber itu. ”Ia tak punya masalah perempuan, alkohol, uang, atau narkoba,” kata David.
****
Pada 1988 sebetulnya Imam Mughniyeh hampir tertangkap agen Ativan Perancis. Pemerintah Amerika memasok informasi kepada badan intelijen Perancis, bahwa si buron tengah naik pesawat yang akan berhenti sementara di Paris.
CIA juga melengkapi informasinya dengan foto serta paspor palsu yang digunakan. Pemerintah Perancis membatalkan rencana penangkapan itu. Mereka khawatir, tindakan terhadap Imam Mughniyeh akan membahayakan nasib warganya di Timur Tengah, dan warga Perancis yang tengah disandera. Imam Mughniyeh pun melenggang.
Tahun itu, aksinya menjadi-jadi. Pemboman terhadap kedutaan besar Israel di Buenos Aires dilakukan. Bum. Puluhan korban jatuh. Tak hanya itu. Penyerangan terhadap warga Yahudi dan orang Israel di Argentina beberapa kali terjadi.
Dua tahun kemudian, markas kegiatan Yahudi di Buenos Aires dibom. Sebanyak 86 orang meninggal.
Cara kerja pemboman itu sama: sebuah truk dimuati penuh bahan peledak, disopiri oleh pembom yang siap bunuh diri.
Tim intelijen dari Amerika dan Israel yang bergegas ke Buenos Aires kemudian menggelar penyelidikan. Mereka menyimpulkan, beberapa kejadian teror terhadap Yahudi dan Israel di Buenos Aires dilakukan orang yang sama: Imam Mughniyeh.
Israel yang marah pada 1992 itu melakukan aksi balas dendam. Dengan serangan helikopter, pemimpin Hezbollah, Sheikh Abbas Al-Musawi, ditembak. Ia tewas.
Setelah wafatnya Sheikh Abbas, Imam Mughniyeh terpantau berada di Teheran. Ia bertemu dengan Komandan Garda Revolusi, Mohsen Rezaee, dan Menteri Intelijen, Ali Fallahain. Mereka membentuk tim operasi untuk melakukan aksi lagi di Buenos Aires. Tim ini gabungan dari pasukan berani mati Hezbollah dan intelijen Iran.
Berbagai aksi yang dilakukan Imam Mughniyeh membuatnya menjadi musuh Israel nomor satu.
****
Pada 1994, Imam Mughniyeh lolos dari sebuah upaya pembunuhan. Ia terlihat di Beirut, ketika sebuah bom mobil yang diletakkan di dekat mesjid meledak. Bom itu menghancurkan toko milik Fuad Mughniyeh, saudara Imam.
Sesuai rencana, Imam harusnya datang berkunjung ke rumah Fuad. Namun di saat-saat terakhir ia membatalkan kunjungannya. Ia pun selamat. Dan predikat Imam Mughniyeh sebagai ”teroris dengan nyawa rangkap sembilan” makin tersemat.
Beberapa pekan setelah ledakan bom itu, petugas keamanan Lebanon, bersama Hezbollah menangkapi beberapa orang sipil yang dituding sebagai pelaku aksi pemboman itu. Tertuduh utama adalah Ahmed Halek.
Kata polisi, ”Halek dan istrinya memarkir mobilnya di dekat toko milik Fuad Mughniyeh. Ahmed Halek lalu masuk ke mobil, memastikan bahwa Fuad ada di dalam toko, lalu keluar dan menarik pemicu bom.”
Yang ia tak duga, meski ada Fuad di situ, Imam Mughniyeh ternyata batal datang.
Menurut koran Lebanon, As-Safir, Ahmed Halek bertemu pejabat senior Mossad di Cyprus. Ia mendapat ilmu tata cara membuat bom mobil, dan menduitinya US$ 100.000.
Ahmed Halek dieksekusi tak lama setelah penangkapannya.
Pada 2002, Mossad mendapat kabar bahwa Imam Mughniyeh ikut mengapalkan 50 ton senjata untuk milisi bersenjata Palestina. Juga tersiar rumor bahwa ia telah menjadi komandan Hezbollah. Imam juga terlibat dalam aksi Brigade Al Quds, yang dikendalikan Iran.
Laporan lain menyebutkan: Imam Mughniyeh sekali lagi mengoperasi plastik wajahnya.
Informasi yang masuk Mossad cukup akurat karena lembaga intelijen Israel itu merekrut beberapa orang terpilih yang anti-Hezbollah. Mereka tinggal di desa tempat keluarga Imam Mughniyeh. Bahkan kabarnya ada salah satu sepupu Imam yang menjadi agen Mossad.
Dari si sepupu inilah Mossad mendapat kabar bahwa Imam Mughniyeh mengoperasi wajahnya di Eropa, dan kembali ke Lebanon dengan wajah yang sama sekali berbeda.
Kini Mossad punya tantangan baru: menelusuri klinik operasi plastik, untuk mendapatkan identitas Imam Mughniyeh termutakhir.
Mereka mendapatkan kejutan itu dari Berlin….
(Bersambung ke bagian 3).
2 Comments
kalo baca israel kaya dongen ga ada habisnya hehehe..terimakasih artikelnya
kalo baca israel kaya dongen ga ada habisnya hehehe..terimakasih artikelnya