HomeUncategorizedDISCONNECT DI ERA SERBA CONNECTED

DISCONNECT DI ERA SERBA CONNECTED

 

Ramadan Journey 2013

Day 17

With Kiki and Yarin

“Saya mengagumi Padmasree, yang gemar menulis Haiku dan berbagi soal seni lewat akun twitter-nya @padmasree,” kata Arianna Huffington. Pada dasarnya terdiskoneksi di tengah makin terkoneksinya dunia, adalah upaya menyeimbangkan kehidupan.

“Padmasree tidur tujuh jam sehari, berlawanan dengan tren bekerja keras tak mengenal waktu yang kini menjangkiti profesional termasuk perempuan,” ujar Arianna.

“Tengoklah hasil dari terlalu terkoneksi dengan urusan rutin, bisnis, dan melupakan aspek kemanusiaan dan seni, adalah kesalahan pengambilan keputusan seperti yang terjadi saat ini dan menyebabkan kerusakan korporasi dan krisis ekonomi,” tambah Arianna.

Saya beruntung pernah hadir di sebuah acara yang dihadiri para perempuan juara innovator kelas dunia.  Ucapan Ariana Huffington, pendiri Huffington Post, smart aggregator paling sukses di dunia itu saya dengar langsung di sebuah acara makan malam di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, awal 2012.   Siapa @Padmasree dan bagaimana hangat dan inspiratifnya acara malam itu bagi saya, silahkan baca laporan saya untuk VIVANEWS di tautan ini http://dunia.news.viva.co.id/news/read/283180-para-wanita-inovator-berbagi-kisah-di-davos

Ariana yang begitu sukses dan sibuk melayani permintaan berbicara soal media digital dari berbagai acara di seluruh dunia, juga penganjur tidur minimal tujuh jam sehari.  Dia juga penganjur menggunakan sepatu teplek, alias flat shoes.  Apa yang saya dapatkan dari perempuan-perempuan hebat ini berlawanan dengan gambaran perempuan sukses yang selama ini ada di media dan iklan: sibuk, berpakaian syuper chic and dengan asesoris bermerek, sepatu hak tinggi, tidur hanya 2-3 jam sehari, tak pernah lepas dari gadget, rambut selalu tertata rapi besutan penata rambut.  Hehehe…Padmasree yang pernah masuk perempuan bergaji tertinggi di AS dan Chief Technology Officer CISCO, jauh dari gambaran itu.  Humble, pakaian sederhana, tas ala etnik, dan sepatu teplek.  Dandanan natural, nyaris nggak pake bedak.  Santai aja gituuuJ.

Hal-hal ini yang saya obrolin dengan teman saya Cahyarina Asri @mrs_yarin dan @kikizulkarnain saat kami secara mendadak buka puasa bersama di Penang Bisto, Kamis (24/7). Yarin adalah head of legal di RCTI.  Sebelumnya dia bekerja di ANTV untuk posisi yang sama.  Kami berkenalan sejak 2006-2007.  Begitupula dengan Kiki, kini Programming GM ANTV.  Tahun 2007-2008 an, ada sejumlah perempuan di mid-level managerial di ANTV.  Kami cukup dekat satu sama lain.  Sebagian kemudian pindah ke perusahaan lain.

Saya, Kiki dan Yarin terus mengupayakan bertemu setiap bulan.  Sebenarnya ada satu lagi, our dearest friend Reya Sudharto.  Dulu dia Marketing GM di ANTV, lantas pindah ke Mind Share, penguasa periklanan di media di Indonesia.  Reya adalah sosok pekerja keras, cerdas, super kreatif.  Tipe a fighter.  Dia sedang menuju puncak kariernya saat “dihentikan” oleh serangan stroke April tahun lalu.  Syukur Alhamdulillah, kini berangsur pulih.  Benar-benar mukjizat Allah SWT.  Reya belum bisa sering ke luar rumah.  Insyaallah pekan depan kami akan mengunjungi dia untuk buka puasa di rumahnya.  Kangen.

Saya dan Kiki yang masih sekantor bukannya selalu “sepakat”.  Bahkan kami sering berdebat keras baik verbal maupun via email.  Yang saya sebut keras, itu beneran.  Posisi dia di programming dan saya di News sering berseberangan.  Kerapkali saya nggak sependapat dengan ideologi “rating dan share” serta policy programming terhadap News.  Tapi ya, syukurnya nggak pernah jadi personal;-).

Apa yang membuat kami lumayan cocok?  Saya mengagumi kecerdasan dan semangat kerja keras teman-teman saya ini.  Mereka punya rasa percaya diri yang kuat dan pantang menyerah. Kami juga punya latar belakang ilmu dan skill yang berbeda-beda, sehingga bisa saling belajar.  Yarin sangat persistent, dan teliti.  Namanya juga lawyer.  Kiki nampak mencintai betul dunia programming televisi.  Ketika dibutuhkan, teman-teman saya ini tipe yang tidak memikirkan jam kerja.

Saya pikir ini tipikal banyak perempuan karier.  Kami perlu membuktikan lebih banyak, termasuk kalau perlu mengalokasikan waktu lebih banyak agar bisa dianggap setara dengan profesionalisme kaum pria. Pria yang profesional tentunya.  Saya ingat, tahun-tahun pertama jadi reporter di Warta Ekonomi, saya sudah hadir di kantor Pk 7.00 pagi, dan baru meninggalkan kantor larut malam.  Saya merasa kurang cerdas dan karena itu memacu diri saya untuk banyak membaca dan bersedia menerima tugas apa saja dari kantor termasuk saat yang lain melewati liburan akhir tahun. Sampai sekarang saya masih merasa perlu terus belajar.

Kamis sore sebenarnya kami tidak janjian untuk buka puasa bersama.  Rencana bertemu adalah Senin pekan depan.  Kamis itu, saya mengajak Kiki untuk hadir dalam FGD soal RUU Penyiaran yang diadakan Dewan Pers, Jl Kebon Sirih.  Saya pikir Kiki perlu tahu bagaimana materi diskusi dan aturan terkait dengan program nantinya.   Di tengah diskusi saya iseng kirim pesan ke Yarin, ada di mana posisinya?  Ternyata dia sedang rapat di kantornya di Menara Kebon Sirih. Saya ajak dia hadir diskusi, soalnya saya lihat wakil dari tim legal RCTI belum ada.  Yarin bergabung sekitar Pk 15.30-an.

Saya malah lupa bahwa hari itu juga ada undangan buka puasa dari Dewan Pers, seusai FGD.  Baru teringat ketika diajak Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan untuk turun ke Hall Dewan Pers.  Oh, iya..ada buka puasa.  Saya ajak Kiki dan Yarin gabung.  Tapi, kami lantas mikir, daripada ngumpul lagi hari Senin, sekalian aja bukber “power puff girls’nya sekarang???.  Toh saya sudah ngobrol dengan Pak Bagir dan teman-teman DP.  Kami juga bertemu di kesempatan buka puasa dengan komunitas media di acara sebelumnya.

Begitulah, kami menyebrang jalan ke Penang Bistro.  Tak ada meja yang tersisa, fully booked.  Tiga perempuan “ngeyel” membujuk sambil senyum, akhirnya dapat juga sebuah meja di pojok;-). Jadilah buka puasa mendadak, lengkap dengan ganti kostum.  Sebelumnya saya dan Kiki sempat mampir ke Zara membeli baju kembaran, sekalian untuk Yarin.  Norak?  BiarinJ

Kami ngobrol sampai Pk 22.00 wib. Wow!  Bertukar cerita soal keluarga, anak-anak, soal orang tua masing-masing.  Impian2.  Rencana liburan bareng yang terus tertunda.  Juga saling mengingatkan, bahwa hidup harus seimbang dan sehat.  Seperti yang disarankan Ariana, Padmasree dan banyak lagi.  Bahkan Sheryl Sandberg COO Facebook di bukunya “Lean In” membahas hal yang sama.  Workshop-workshop kepemimpinan kini menekankan pada hidup seimbang antara karir dan keluarga.  Soal ini akan saya tulis di kesempatan berikutnya.

Soal disconnect?  Itu sulit.  Apalagi buat saya yang harus monitor situasi perkembangan berita.  Tapi, saya lagi mencoba nih, sebagai mana saya katakan pada Yarin dan Kiki.  “Pagi hari, saat bangun, jangan langsung cek email or gadget.  Nikmati dulu 10-15 menit suasana hening pagi hari, atau lihat tanaman hijau di pot.  Menunda mengecek pekerjaan 10-15 menit kan tidak masalah.  Tapi membuat kita lebih rileks, dan justru lebih siap untuk berhadapan dengan segala problem ada.”

Malam itu kami berpisah dengan perasaan lebih lega, karena bisa berbagi, bisa bercerita. Family, Friends and Healthiness. #end

 

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
BUKBER RUTIN PARA PETINGGI
Next post
MERESAPI HIKMAH "ASMAUL HUSNA"

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *