HomeUncategorizedEF Women Leaders Network

EF Women Leaders Network

  

“We will count on WLP Fellows to serve as role models,

providing support and new opportunities to talented women in their regions.”

– Christine Todd Whitman, former Governor of New Jersey & Chair,

EF Executive Committee

 

Senin, 6 Oktober 2014, 70-an perempuan berkumpul di Restoran Palalada, Mal Grand Indonesia. Sebagian besar baru pertama kali bertemu dalam sebuah acara. Ada 20-an perempuan yang menjadi pemimpin di industri keuangan. Mereka memiliki jejaring informal dan dikenal dengan “ladies bankers”. Sebagian lagi penggiat kegiatan kemasyarakatan, penggiat media dan komunikasi publik, pemimpin eksekutif perusahaan swasta terkemuka, jendral militer, penggiat seni dan budaya serta akademisi. Mereka adalah perempuan pemimpin di bidangnya masing-masing. Mereka berkumpul atas undangan Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships (EF) di Indonesia yang bekerjasama dengan Ladies Bankers.

Women Leaders Lunch (foto bersama by @Salsabeela)
Women Leaders Lunch (foto bersama by @Salsabeela)

 

Svida Alisjahbana, chief executive officer Grup Femina yang juga ketua perkumpulan alumni EF menyampaikan tujuan pertemuan yang dikemas dalam acara makan siang dan berjejaring itu. “Kami ingin mengumumkan dimulainya rekrutmen untuk program Women’s Leadership Program 2015. Indonesia diharapkan dapat mengirim dua kandidat,” kata Svida. Mengenai program ini dapat dibaca di : https://www.efworld.org/our-programs/2015-women-s-leadership-program. Batas waktu pengiriman nama kandidat adalah pertengahan November tahun ini.

Program EF Women Leadership dimulai tahun 2010.  Indonesia berhasil mengirimkan dua peserta, yakni Svida Alisjahbana dan Melli Darsa pendiri firma hukum dengan namanya.  Tahun ini, EF mengadakan Women Conference di London, yang diikuti oleh 60 perempuan pemimpin, alumni EF, baik dari program Women Leadership maupun Multi Nations Program (MNP).  Tri Mumpuni, alumni MNP diundang menjadi pembicara di London. Saya adalah alumni EF MNP 2011.

Alumni EF dari Indonesia ada 60-an, termasuk almarhum Prof Nurcholish Madjid, Mari Pangestu, Jerry Ng, Prof Bambang Soemantri Brodjonegoro, Natalia Soebagjo, Yani Motik, Agung Laksono, Suryo Bambang Sulisto, Rusdian Lubis, Fabby Tumiwa, Tantowi Yahya, Rudy Pesik, Eka Lorena Sari, Nia Dinata, Ismid Hadad, Onno W. Purbo, Rahmad Pribadi, Nabiel Makariem, Yuli Ismartono, Elisa Sutanudjaja, Fifiek Mulyana, dan Megain Widjaja

Roosniati Salihin, pemimpin Bank Panin yang menjadi ‘kepala suku’ di Ladies Bankers menyatakan kesiapan untuk membantu financial inclusiveness atau akses ke produk dan layanan keuangan bagi para perempuan wirausaha maupun bidang lain yang memerlukan jasa lembaga keuangan. Saat bertemu dengan Nissa Wargadipura, penggiat pesantren ekologi yang datang dari Garut, Roosniati tertarik untuk bekerjasama. “Selama ini saya juga mengelola kegiatan kemasyarakatan lewat Titian Foundation,” ujar Bu Roos, demikian saya menyebut bankir perempuan yang saya kenal sejak 20 tahunan lalu, saat saya masih meliput berita ekonomi dan perbankan.

Ini informasi soal provacyl review Titian Foundation: http://titianfoundation.wordpress.com/about/, yang banyak bekerja membangun dan mengadakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di area terdampak bencana. Hanya beberapa menit setelah saya kenalkan untuk pertama kalinya, Bu Roos dan Nissa membuat janji untuk bertemu dan bekerjasama. Tujuan penting pertemuan ini tercapai: berjejaring untuk saling mendukung.  Bu Roosniati bukan alumni EF, tetapi menggambarkan semangat yang disampaikan oleh Christine Todd Whitman di awal tulisan ini: EF mengharapkan (alumni) Women Leadership Program menjadi contoh, mendukung dan membuka peluang bagi perempuan berbakat dan berpotensi menjadi pemimpin.” Info kegiatan Bu Roos ada di sini: http://www.titianfoundation.org/news/page/4/.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu yang juga alumni EF menggarisbawahi peran EF dan Ladies Bankers sebagai mitra untuk menjadi fasilitator dan katalisator bagi tumbuhnya pemimpin perempuan di semua bidang, dan di berbagai daerah. “Sebagian besar dari yang hadir di sini adalah pemuka bisnis dan punya jejaring luas termasuk di luar negeri. Mentorship dan membuka akses bagi calon pemimpin perempuan adalah hal yang bisa kita lakukan,” ujar Mari Pangestu.

Sambil sibuk mengabadikan momen-momen menarik di acara yang agak hiruk-pikuk karena begitu banyak yang hadir, saya mengingat “Lean-In, Women, Work and The Will to Lead”, judul buku yang ditulis oleh COO Facebook, Sheryl Sandberg. Tempat bersandar, lean-in. Ini yang kerap kali sulit dijumpai perempuan yang berkarir maupun membangun kegiatan (dan usaha) nya. Sulit didapatkan dari kolega atau mitra lelaki, pula dari perempuan. Saya melihat semangat ‘menjadi tempat bersandar’ itu begitu kuat dalam pertemuan EF. Para perempuan yang telah sukses mencapai posisi tinggi di bidangnya, menembus atap kaca halangan kultur dan lingkungan, menyodorkan lengan dan bahunya untuk tempat bersandar bagi “young, upcoming women leaders”. Ini tujuan penting pertemuan EF.

Bahkan, seorang muda seperti @Salsabeela, pendiri Start-Up Lokal yang juga penulis begitu banyak buku, menjadikan bukunya, The Power in You, sebagai tempat bersandar bagi perempuan lain seusianya. Ollie, nama panggilan akrabnya, mendirikan komunitas digital yang rutin mengadakan pertemuan untuk menggali ilmu dan menjajaki potensi kerjasama. Melalui aktivitas ini dan beragam bukunya termasuk Girls in Tech, sesungguhnya Ollie tengah memerankan diri jadi tempat bersandar.

Ini baru kick-start. Pertemuan pertama. Banyak yang sebelumnya tak pernah saling kenal. Dalam dua jam, interaksi dan komunikasi terbuka terjalin. Semua mengalir, mengesankan. Ketika tiba saat berfoto bersama, sejumlah perempuan pemimpin yang berbaju rapih dan elegan, dengan santai duduk di lantai, ‘ndelosor”  berjajar di bagian depan. Ceria, tak ada ragu. Egaliter. Girls Power.

Kembali ke kantor masing-masing, mereka adalah “Ibu Bos”.

Pembuat Keputusan. ##

 

 

 

 

 

 

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
RUU Pilkada, Catatan dari Diskusi Dewan Pers
Next post
POLITISI DI LAYAR KACA

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *