HomeUncategorizedEkspor Pempek Palembang 6 Ton Per Hari

Ekspor Pempek Palembang 6 Ton Per Hari

Hadapi Pasar Bebas ASEAN,  sebanyak 3,5 juta industri kecil harus siap bersaing

Menteri Perindustrian Saleh Hussein di Palembang, 21 April 2015
Menteri Perindustrian Saleh Hussein di Palembang, 21 April 2015

Pempek Vico? Candy? Pak Raden? Selamat? Lince

Ini merek-merek pempek yang lekat dalam ingatan saya, manakala berkunjung ke Palembang.

Saya suka makan pempek, tapi tidak loyal ke salah satu merek di atas.  Masing-masing ada kelebihan.  Yang banyak membuka cabang, tentu kelebihannya kita tidak perlu mengantri.  Bahkan bisa membeli di bandara saat hendak terbang kembali ke Jakarta, atau membeli melalui jasa layanan daring.  Ada yang cuko, kuah pempek nya kental, ada yang agak encer.  Tergantung selera.

Sekarang, bahkan ada pempek kentang.  Tidak menggunakan tepung sagu, melainkan tepung kentang. Konon lebih sehat.  Harganya juga lebih mahal.  Rasanya?  Sama enaknya, karena dibuat dengan ikan belida yang khas, mudah dibeli di Sumatera Selatan.  Kalau di Jakarta dan ingin membuatnya sendiri, biasanya menggunakan ikan tenggiri.

Mudah menduga bahwa bisnis pempek adalah bisnis yang menggiurkan di Palembang dan sekitarnya, bahkan di kota-kota besar lainnya.  Tapi saya tidak menduga bahwa perkembangan bisnis pempek begitu pesat, khususnya yang diekspor ke luar negeri.  Maret 2014, dari pemberitaan media, saya mendapatkan informasi bahwa ekspor pempek Palembang mencapai 3 ton per hari.  Tujuan ekspor adalah negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam.

Pagi ini, saya mendapatkan informasi dari Menteri Perindustrian Saleh Hussein, bahwa ekspor pempek dari Palembang mencapat 6 ton per hari.  Wow!

Ketika kita sibuk menerka mana produk lokal yang mampu bersaing saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, ternyata ada contohnya di depan mata. Kuliner andalan Sumatera Selatan, yaitu pempek.

“Jadi, paradigmanya tidak hanya melihat pebisnis dan produk luar negeri masuk ke Indonesia. Kita mesti berani mengambil perspektif, tantangan ini menjadi kesempatan industri kecil menengah memperluas pasar ke regional,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husein, melalui pesan whatsapp tadi pagi (22/4).  Menteri Saleh rupanya punya kebiasaan mengirim siaran pers melalui medium bercakap-cakap seperti whatsapp.  Praktis.

Semalam, Menperin ada di Palembang untuk  membuka Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tahun 2016.  Selain pemasaran produk unggulan, termasuk kuliner, MEA 2015 juga membuka pintu bagi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan sesama pelaku bisnis di kawasan regional.  Menurut Menteri Saleh,  pemerintah optimis akan daya saing produk lokal produksi IKM.  Kontribusi IKM tercatat sebesar 34,56 %  terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas secara keseluruhan.  “Ini berkat dukungan lebih kurang 3,5 juta unit usaha, yang merupakan 90%  dari total unit usaha industri nasional. Mereka harus siap bersaing hadapi MEA,” ujar Menperin.

Jumlah unit usaha tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,4 juta orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan.

Ekspor Pempek 6 ton per hari adalah bukti geliat bisnis pangan olahan karya  IKM di Sumatera Selatan.   “Teman-teman kita di sini sukses mengekspor pempek ke beberapa negara, Malaysia, Brunei dan Thailand,” ujarnya. Ini menandakan keberhasilan mengangkat makanan khas dan memasarkan hingga menembus ke kawasan ASEAN.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Permana, pelaku usaha pempek terus mengolah citarasa hingga dapat diterima konsumen manca negara.

Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengungkapkan strategi penguatan industri kecil menengah. Antara lain, penumbuhan wirausaha baru, pembinaan IKM melalui pengembangan produk dan peningkatan kemampuan sentra, pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi.

Melihat sukses ekspor pempek, peluang bagi kuliner lokal Indonesia lainnya tentu terbuka.  Punya ide atau infomasi kah, mana kuliner lokal yang potensial berlaga di pasar ASEAN saat MEA 2015?

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Previous post
Siapa Dukung Cuti Melahirkan 6 bulan?
Next post
Afrika Selatan Minta Indonesia Tingkatkan Investasi

2 Comments

  1. August 27, 2015 at 5:46 pm — Reply

    Mantap pempek palembang sampai 6 ton perhari dikirim, semoga http://www.pempekmama.com juga menjadi pemain ekspor pempek ini, mohon dukungannya ya pak Alex 🙂 🙂

  2. August 27, 2015 at 5:46 pm — Reply

    Mantap pempek palembang sampai 6 ton perhari dikirim, semoga http://www.pempekmama.com juga menjadi pemain ekspor pempek ini, mohon dukungannya ya pak Alex 🙂 🙂

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *