Maju Mundur Impor Beras
Panen di depan mata, harga masih tinggi. Bulog terancam gagal memenuhi target menyerap target pembelian padi 2015, untuk mengamankan pengadaan. Presiden Jokowi memberi lampu hijau impor?

Menurut agenda yang diumumkan pihak istana, hari ini Presiden Joko “Jokowi” Widodo akan mencanangkan penanaman padi di Kabupaten Pulau Buru, di Propinsi Maluku. Acara ini salah satu dari rangkaian kegiatan di empat lokasi di sana. Publik akan kian sering menyaksikan Jokowi dan menteri terkait memanen padi, atau mencanangkan penanaman padi. Pada Hari Kartini, 21 April, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno merayakannya dengan panen padi bersama petani di kemranjen, Banyumas.
Salah satu keluhan yang disampaikan petani adalah harga padi yang naik turun, tidak menjamin kesejahteraan. Ini keluhan dari petani perempuan kepada Menteri Rini. Soal penyaluran pupuk dan benih juga masih jadi kendala lancarnya proses tanam. Jangan tanya soal infrastruktur irigasi, karena baru akan dibangun, setelah lebih dari setengah abad menggunakan infrastruktur pertanian peninggalan jaman Belanda.
Urusan padi, sampai produk pangan berupa beras, sarat dengan politik. Penguasa bisa digoyang kursinya jika perut rakyat lapar. Petani bukan sekedar kelompok penekan, bukan pula sekedar kelompok kepentingan. Petani adalah wajah rakyat Indonesia yang selama ini bangga menyebut diri hidup di negeri agraris. Sampai hari ini kita masih impor beragam jenis bahan pangan. Termasuk beras.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla punya target ambisius untuk berswasembada pangan. Ada lima bahan pangan utama yang ditargetkan, yakni beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Beras, terutama, harus tercapai swasembadanya dalam waktu tiga tahun. Bila target swasembada tidak tercapai, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bakal dicopot.
Untuk pelaksanaan swasembada ini, Jokowi-JK akan menggelontorkan duit cukup besar, yakni Rp 15 triliun.
No Comment